KATA PENGANTAR
Pertama-tama
kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberkati kami sehingga artikel tentang Penerapan Sosiologi Dalam Kehidupan
Bermasyarakat dapat diselesaikan.
Kami
mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai
hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna. Begitu pula dengan artikel ini yang telah kami selesaikan. Tidak
semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam artikel ini. Kami
melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Kami akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki artikel kami di masa datang. Sehingga semoga artikel berikutnya dan
artikel lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan
menyelesaikan artikel ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik
dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya artikel ini kita lebih
mengerti keadaan sosial masyarakat di sekitar kita.
Jember,
18 April 2012
Penulis
A. PENERAPAN
SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Sosiologi merupakan suatu kajian mengenai masyarakat dan
hubungannya dengan lingkungan dimana masyarakat tersebut tinggal. Kajian ini
dapat memberikan pengetahuan bagi siapapun yang mempelajarinya. Pengetahuan
sosiologi dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun penerapan ilmu
sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilakukan melalui beberapa
macam hal sebagai berikut.
1.
Perencanaan Sosial (Social Planning)
Perencanaan social (Social Planning) hingga saat ini sudah
menjadi ciri umum masyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat yang sedang
mengalami perubahan. Tujuan dari adanya perencanaan social ini adalah untuk
memprediksi dan membatasi keterbelakangan unsur-unsur kebudayaan material
maupun teknologi.
Dalam ilmu sosiologi,perencanaan social haruslah berdasarkan
terhadap pengertian mendalam pada berkembangnya kebudayaan dari taraf
perkembangan terendah sampai taraf modrn dan kompleks. Adanya pengertian terhadap
hubungan antar manusia dengan alam sekitar,hubungan antar kelompok masyarakat,
dan pengaruh budaya baru terhadap masyarakat juga perlu diperhatikan.
George A. Lundberg menyatakan bahwa ketidaksanggupan
menyelesaikan masalah disebabkan olah beberapa factor,antara lain :
a. Kurangnya pengertian terhadap sifat
hakikat masyarakat dan kekuatan untuk membentuk hubungan antarmanusia.
b. Kepercayaan bahwa masalah dapat
selesai hanya dengan mendasaannya pada keinginan untuk memecahkan masalah tanpa
adanya penelitian.
Kesulitan
memecahkan masalah juga disebabkan adanya kepercayaan umum bahwa hubungan
sosial tidak tunduk pada penelitian ilmiah dan masyarakat percaya bahwa
pemecahan masalah sudah diketahui hanya tinggal diterapkan. Tentunya
kepercayaan tersebut sangatlah keliru, sebab masalah haruslah diteliti agar
mengetahui penyebab masalah tersebut dan dapat mengetahui penyelesaian yang
tepat untuk masalah tersebut.
Sedangkan Ogburn
dan Nimkoff menyebutkan tentang prasyarat perencanaan social yang
efektif :
a. Adanya unsur modern dalam masyarakat
yang menyangkut suatu sistem ekonomi yang telah menggunakan uang,urbanisai yang
teratur, intelegensia di bidang teknik & ilmu pengetahuan serta adanya
sistem administrasi yang baik.
b. Adanya sistem pengumpulan data dan
analisis yang baik.
c.
Terdapat
sikap public yang baik terhadap usaha perencanaan social.
2. Melakukan Penelitian
Sosiologis sebagai Penunjang Pembangunan
Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang dilandaskan
pada analisis dan konstruksi serta dilakukan secara metodologis, sistematis,
serta konsisten. Tujuan penelitian adalah mengungkapkan suatu kebenaran guna
mengetahui apa yang di hadapi dalam kehidupan.
Terdapat beberapa macam penelitian yaitu sabagai berikut :
a. Penelitian Murni, bertujuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan secara teoritis.
b. Penelitian yang terpusatkan pada
masalah, bertujuan untuk memecahkan masalah yang timbul dalam perkembangan
teori.
c.
Penelitian
terapan, bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat atu
pemerintah.
Pada
dasarnya setiap penelitian merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Oleh karena
itu, di kenal adanya penelitian ilmu social, ilmu alam, dan ilmu budaya. Dalam
penelitian ilmu social terdapat penelitian sosiologis dan penelitian lainnya.
Penelitian
sosiologis merupakan proses pengungkapan kebenaran melalui konsep-konsep.
Adapun konsep dasar dalam sosiologi meliputi :
a.
Interaksi
social
e. lapisan social
b.
Kelompok
social
f. kekuasaan dan wewenang
c.
Kebudayaan
g. perubahan sosial
d.
Lembaga
social
h. masalah sosial
Berbagai hasil penelitian sosiologis dapat di manfaatkan
oleh ilmi-ilmu social lainnya. Data-data sosiologis yang dapatdigunakan sebagai
penunjang proses pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Pola interaksi sosial, pengetahuan
tentang pola interaksi social sangat penting artinya dalam penciptaan suasana
yang kondusif bagi proses pembangunan.
b. Kelompok-kelompok social merupakan
bagian dari masyarakat.
c.
Kebudayaan
yang berintikan nilai-nilai.
d. Lembaga-lembaga social yang menjadi
kesatuan kaidah-kaidah tentang kebutuhan dasar manusia dan kelompok social.
e. Stratifikasi social untuk mengetahui
pihak-pihak yang dapatdi jadikan panutan dalam pembangunan.
Pada tahap
pelaksanaan perlu di lakukan identifikasi terhadap kekuatan social yang ada
dalam masyarakat. Semua hasil penelitian sosiologis baik pada tahap perencanaan
ataupun dalam tahap pelaksanaannya dapat di gunakan sebagai bahan yang akan di nilai
pada tahap evaluasi.
Sebagaimana
yang telah kita ketahui bahwa Indonesia adalah Negara dengan masyarakat yang
majemuk dan memiliki begitu banyak suku bangsa dan budaya di dalamnya. Adanya
kemajemukan ini merupakan suatu persoalan yang harus di hadapi dalam proses
pembangunan. Oleh karena itu pembangunan haus di jalankan sesuai dengan
realitas social serta kepentingan nasional.
3. Pengendalian Sosial ( Social Control
)
Mungkin anda
pernah berpikir tentang bagaimana suatu kelompok membuat anggotanya berbuat
sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan juga bagaimana suatu perusahaan membuat
orang yang terlibat didalamnya bekerja dengan tugas masing-masing sesuai yang
ditargetkan. Kajian tentang bagaimana masyarakat mengatur dirinya agar sesuai
dengan apa yang diinginkan merupakan objek kajian dan studi pengendalian
sosial.
a. Pengertian
Pengendalian Sosial
1. Bruce J. Cohen
Menurutnya pengendalian sosial adalah
metode yang digunakan untuk mendorong seseorang bertindak selaras sesuai apa
yang diinginkan masyarakat luas
2. Joseph S.
Roucek
Menurutnya
pengendalian sosial adalah segala proses baik yang direncanakan maupun tidak,
yang bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat supaya
mematuhi kaidah sosial yang berlaku
3. Peter L. Berger
Menurutnya pengendalian sosial adalah
berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang
menyimpang
Jadi dapat diartikan bahwa pengendalian sosial sebagai pengawasan terhadap tingkah
laku anggota masyarakat agar tidak menyimpang dari nilai dan norma sosial.
Dengan adanya pengendalian sosial diharapkan dapat mencegah penyimpangan sosial
serta mengarahkan agar sesuai dengan nilai dan noram sosial yang berlaku.
b. Tujuan Pengendalian
Sosial
Pengertian
pengendalian sosial meliputi segala proses baik yang direncanakan maupun tidak,
yang bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa warga masyarakat supaya
mematuhi kaidah sosial yang berlaku.
Tujuan
pengendalian sosial adalah :
·
Agar masyarakat mematuhi norma yang berlaku
·
Mewujudkan keserasian dan ketentraman dalam masyarakat
· Bagi yang
menyimpang diusahakan kembali mematuhi norma yang berlaku
c. Ciri-ciri
Pengendalian Sosial
·
Suatu cara atau metode tertentu terhadap masyarakat
·
Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan
perubahan yang terjadi di masyarakat
·
Dapat dilakukan kelompok pada kelompok atau kelopok
terhadap individu
·
Dilakukan secara timbal balik
d. Fungsi
Pengendalian Sosial
Fungsi utama
pengendalian sosial adalah mewujudkan ketertiban dan ketentraman di masyarakat.
Ada lima fungsi
pengendalian sosial menurut Koentjaraningrat :
1. Mempertebal
keyakinan masyarakat terhadap norma sosial
Usaha yang dilakukan adalah sebagai
berikut
a. Pendidikan
Melalui lembaga pendidikan anak
diajarkan untuk meyakini norma sosial, baik itu di sekolah, rumah, maupun
masyarakat. Yang paling penting adalah di rumah karena merupakan lembaga
pendidikan pertama yang dikenal anak.
b. Sugesti sosial
Pengaruh untuk mempertebal keyakinan
dengan melalui cerita.
c. Menonjolakan
kelebihan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
2. Memberikan
imbalan kepada warga yang menaati norma
Pemberian imbalan berupa pujian, materi
atau penghormatan diharapkan dapat membuat orang tersebut tetap melakukan hal
yang baik
3. Mengembangkan
rasa malu
Perasaan malu akan timbul jika
memiliki harga diri dan jika melakukan pelanggaran terhadap norma norma yang
berlaku. Celaan akan membuat para pelakunya tidak akan mengulangi perbuatannya
itu lagi.
4. Mengembangkan
rasa takut
Rasa takut akan membuat orang tidak
melakukan perbuatan yang akan merugikannya sehingga ia berbuat baik sesuai
dengan norma yang berlaku. Rasa takut timbul karena adanya ajaran agama yang
meyakini adanya hukuman yang akan diterima di akhirat.
5. Menciptakan
sistem hukum
Sistem hukum berisi seperangkat hukum
yang disusun negara yang betujuan menciptakan keamanan dalam kehidupan
masyarakat.
B. JENIS-JENIS PENGENDALIAN SOSIAL
Pengendalian sosial dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Pengendalian social berdasarkan cara
yang digunakan
2. Sifatnya
3. Pelaksanaan/prosesnya
4. Tingkat kekerasan yang digunakan
1. Pengendalian Social
Berdasarkan Cara Yang Digunakan
a. Melalui Sosialisasi
Setiap anggota masyarakat dikendalikan dengan cara
mensosialisasikan mereka sehingga menjalankan peran sesuai dengan apa yang
diharapkan. Hal itu dilakukan melalui penciptaan kebiasaan dan rasa senang.
Contoh: mungkain sangat sedikit ada orang yang bangun tidur di pagihari,
kemudian mandi, brangkat sekolah atau kerja, dan seterusnya. Namun hal itu akan
dilakukan bila diharapkan oleh masyarakat. Itu bias terjadi karna proses sosialisasi
yang membuat orang itu menjadi terbiasa dan senang melakukan peran-peran
mereka.
Melalui sosialisasi orang menghayati norma-norma,
nilai-nilai, dan hal-hal yang tabu dalam masyarakat. Orang yang menghayati
suatu nilai secara penuh akan menerapkan nilai tersebut meskipun tidak seorang
pun yang melihat. Oleh karena itu, kemungkinan untuk melanggar suatu nilai
sangat kecil bagi orang tersebut. Jika hal ini terjadi pada semua anggoya
masyarakat maka proses pengendalian social telah berlangsung dan suatu tertib
sosiaal akan tercapai.
b. Melalui tekanan social
Pengendalian social melalui tekanan social adalah
pengendalian melalui kelompok social. Semua kelompok manusia bahkan pada mahluk
lain selalu memiliki kecendrungan untuk menyesuaikan keinginan kelompoknya.
Pengendalian social melalui tekanan kelompok ini dapat
dibagi menjadi 2: melalui kelompok primer dan sekunder. Kelompok primer adalah
kelompok kecil yang bersifat akrab dan informal, seperti keluarga, kelompok
bermain, dan belajar. Kelompok sekunder adalah kelompok bersifat
impersonal,formal, dan berdasarkan kepentingan, seperti perkumpulan olahraga,
serikat dagang, dan organisasi pelajar.
Pengendalian dalam kelompok primer terjadi secara informal,
spontan, dan tanpa direncanakan. Adanya hubungan intim dan spontan menjadikan
kelompok primer sebagai kekuatan pengendalian yang efektif dalam mencegah dan
mengatasi prilaku yang menyimpang.
Sedangkan pengendalian melalui kelompok sekunder bersifat
lebih formal dan impersonal. Namun beberapa bentuk pengendalian informal masih
dijumpai dalam kelompok sekunder. Bentuk-bentuk ejekan, tawa, gossip, dan
pengucilan masih ada dalam kelompok sekunder, meskipun pengaruhnya sebagai
pengendali lebih rendah daripada peraturan resmi, tata cara yang dibakukan, propaganda,
sanksi dan hukum yang formal, pemberian gelar imbalan, dan hadiah.
Kelompok pengendalin yang paling efektip adalah bentuk
pengendalian kombinatif. Contoh: seorang pelajar akan lebih mematuhi norma atau
nilai yang ada di masy`rakat apabila dia tidak hanya mendapatkan control dari
klompok primernya, tetapi juga dari kelompok sekundernya.
c. Melalui kekuatan
Dengan semakin maju dan kompleknya masyarakat, maka mereka
membutuhkan suatu pengendalian social yang lebih kuat karena prilaku warganya
akan menjadi semakin sulit untuk dikendalikan. Maka diperlukan adanya
pemerintahan formal, peraturan hukum, dan pelaksanaan hukum.
Setiap bentuk pelanggaran akan dikenai sanksi dan hukum yang
tegas, kaku, dan formal oleh lembaga atau badan resmi yang dibentuk oleh
pemerintah yang sah. Lembaga-lembaga resmi itulah yang akan menjadi alat
pengendalian social yang paling kuat.
2. Pengendalian Sosial Menurut
Sifatnya
Pengendalian preventif, dilakukan sebelum terjadi pelanggaran
dan bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
Pengendalian represif, dilakukan setelah terjadi pelanggaran
dan hendak diusahakan untuk memulihkan keadaan pada situasi seperti semula
lagi.
3. Pengendalian Sosial Berdasarkan
Pelaksanaan/Prosesnya
Pengendalian persuasif, terjadi apabila pengedalin sosal
tersebut ditekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing.
Pengendalian koersif, terjadi apabila pengedalin sosal
tersebut ditekankan pada kekerasan atau ancaman dengan menggunakan kekuatan
atau kekuasaan.
4. Pengendalian Sosial Berdasarkan
Tingkat Kekerasan Yang Digunakan.
Kompulsi adalah pemaksaan terhadap orang supaya taat dan
patuh terhadap norma-norma yang berlaku.
Pervasi adalah penanaman norma-norma yang ada beulang-ulang
dengan harapan norma-norma dapat masuk kedalam kesadaran seseorang sehingga
orang tersebut mau mengubah sikar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar